Beranda | Artikel
Menghilangkan Sifat Tidak Bertanggung Jawab Pada Anak
Rabu, 3 Februari 2021

Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Ihsan Al-Atsary

Menghilangkan Sifat Tidak Bertanggung Jawab Pada Anak merupakan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsaary dalam pembahasan Mencetak Generasi Rabbani. Kajian ini disampaikan pada Selasa, 20 Jumadil Akhir 1442 H / 02 Februari 2021 M.

Kajian Islam Ilmiah Tentang Menghilangkan Sifat Tidak Bertanggung Jawab Pada Anak

Kita masih melanjutkan pembahasan tentang bagaimana kita bisa meningkatkan kepercayaan diri pada anak, yaitu dengan menghilangkan sifat tidak bertanggung jawab.

4. Menghilangkan sifat tidak bertanggung jawab

Sifat tidak bertanggung jawab adalah sifat yang harus segera dihilangkan dari mereka sejak dini. Dan caranya adalah dengan menumbuhkan rasa percaya diri. Anak yang berbuat salah jangan langsung dicela, jangan langsung dipojokan dan disalah-salahkan. Karena wajar kesalahan itu terjadi, apalagi mereka baru belajar untuk mengemban tanggung jawab.

Maka di sini peran orang tua adalah membimbing/terus menuntun mereka untuk bisa menangani dan melaksanakan tugas-tugas yang diberikan kepada mereka. Orang tua tidak boleh mengerdilkan anak sehingga membuat mereka berjiwa kerdil dan cenderung menghindar dari tanggung jawab dan mundur sebelum mencoba.

Banyak kita lihat anak-anak yang tidak punya nyali untuk mencoba dan mereka cenderung menilai diri mereka tidak mampu. Ini mungkin karena tidak dibiasakan.

Maka serahkanlah sejumlah tugas yang sesuai dengan kemampuan diri mereka dan sesuai dengan perkembangan usia dan umur mereka.

Islam membolehkan anak kecil mengumandangkan adzan, bahkan dinyatakan sah menjadi imam shalat. Maka  adakalanya pada beberapa kesempatan kita menyerahkan tanggung jawab, amanah dan tugas kepada mereka. Hal ini untuk melihat bagaimana mereka memikul tugas dan tanggung jawab itu. Sehingga kita bisa menilai mungkin masih ceroboh, mungkin masih belum menunjukkan keseriusan dan belum mengerti tanggung jawab. Ini perlu kita lihat dengan melatih mereka dengan tugas-tugas dan tanggung jawab tertentu.

Banyak orang tua malah meminggirkan anaknya dari tugas dan tanggung jawab. Padahal anak mungkin memiliki kemampuan untuk memikul tanggung jawab itu. Dan kalau lah tidak dimulai, kapan dia bisa dan berani mencoba?

Di sini kita akan sampaikan beberapa kisah-kisah dari sahabat yang mulia tentang bagaimana Nabi menempa mental anak-anak dengan menyerahkan tugas-tugas tertentu kepada mereka sehingga mereka memiliki kepercayaan diri.

Ammar bin Salamah menceritakan pengalamannya: “Hafalanku sewaktu masih kecil terbilang kuat dan aku memang sudah banyak hafal surat-surat Al-Qur’an. Suatu ketika ayahku menemui Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersama beberapa orang kaumnya. Saat itulah beliau mengajari mereka tata cara shalat.

Maka Nabi berkata kepada mereka: ‘Hendaklah yang mengimami kalian adalah orang yang paling banyak hafalan Qur’annya.’ Sementara di tengah-tengah mereka akulah orang yang paling banyak hafalan Qur’annya. Lalu mereka menunjukku sebagai Imam hingga aku mengimami mereka hanya dengan memakai kain burdah kecil.

Ketika aku sujud, auratku akan tersingkap dan terlihat. Seorang wanita bertanya: ‘Mengapa kalian tidak tutupi aurat Imam kalian dari kami?’ Maka mereka pun membeli baju gamis untukku. Sungguh tidak ada kegembiraan yang melebihi kegembiraanku pada saat itu karena mendapat hadiah gamis tersebut.” (HR. Bukhari, Abu Dawud dan An-Nasa’i)

Satu faedah yang bisa kita petik dari kisah ini adalah bagaimana Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam membiarkan mereka untuk menunjuk Ammar bin Salamah menjadi imam. Padahal pada waktu itu beliau masih kecil dan yang paling muda di antara mereka. Tapi karena ia memiliki kriteria untuk menjadi imam pada saat itu, yaitu memiliki hafalan yang banyak, maka mereka pun menunjuk Amr bin Salamah menjadi imam shalat.

Jadi kadang-kadang sebagian remaja punya kemampuan, tapi karena tidak dikasih kesempatan, maka mereka pun merasa tidak mampu. Ini kalau tidak ditumbuhkan dan dibimbing, maka mereka akan menjadi orang yang berjiwa kerdil.

Maka para orang tua hendaknya memberikan kesempatan kepada anak-anak mereka untuk memikul satu tugas atau tanggung jawab yang tentunya disesuaikan dengan kemampuan mereka dan perkara-perkara yang aman untuk menyerahkan tanggung jawab itu kepada mereka.

Bagaimana kisah-kisah yang lain dalam penanaman rasa tanggung jawab? Mari download mp3 kajian dan simak pembahasan yang penuh manfaat ini.

Download mp3 Kajian

Lihat juga: Cara Mendidik Anak dan Pentingnya Mencetak Generasi Rabbani


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/49739-menghilangkan-sifat-tidak-bertanggung-jawab-pada-anak/